Saturday 21 January 2012

SISTEM STARTER


SISTEM STARTER
Sistem starter adalah sistem yang memberikan tenaga awal untuk menghidupkan mesin. Beberapa komponen yang ada pada motor starter di antaranya adalah baterai, kunci kontak, saklar netral pada transmisi (hanya pada model tertentu), saklar magnetik / solenoid (magnetic switch), dan motor starter.





















( Gambar Bagian-bagian Motor Starter Tipe Konvensional )


1.    Cara Kerja Sistem Starter Konvensional
Kerja sistem starter ini terbagi menjadi tiga keadaan, yaitu saat kunci kontak pada posisi posisi start (ST), saat gigi pinion berhubungan dengan gigi pada roda penerus (flywheel), dan saat kunci kontak kembali pada posisi ON atau IG. Berikut dijelaskan cara kerja sistem starter pada tiap posisi.
Ø Saat kunci kontak posisi start (ST)












Kunci kontak (ignition switch) yang diputar pada posisi start menyebabkan terjadinya aliran arus ke kumparan penarik (pull-in coil) dan ke kumparan penahan (hold-in coil) yang secara bersamaan.
Berikut adalah aliran arus ke masing-masing kumparan tersebut:
1)   Arus dari baterai mengalir ke kunci kontak → terminal 50 pada solenoid → kumparan pull-in coil → terminal C → kumparan medan (field coil) → sikat positif → kumparan armatur → sikat negatif → massa 􀃎 terbentuk medan magnet pada kumparan pull-in coil
2)   Arus dari baterai mengalir ke kunci kontak → terminal 50 pada solenoid → kumparan hold-in coil → massa 􀃎 terbentuk medan magnet pada kumparan hold-in coil.
Aliran arus pada kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil menyebabkan terjadinya kemagnetan pada kedua kumparan tersebut. Letak punyer di dalam solenoid yang tidak simetris atau tidak berada di tengah kumparan, menyebabkan plunyer tertarik dan bergerak ke kanan melawan tekanan pegas pengembali (return spring). Karena ada aliran arus (kecil) dari pull-in coil ke kumparan medan dan ke kumparan armatur, maka medan magnet yang terbentuk pada kumparan medan dan armatur lemah sehingga motor starter berputar lambat.
Pada saat plunyer tertarik, tuas penggerak (drive lever) yang terpasang pada ujung plunyer juga akan tertarik ke arah kanan. Bagian tengah tuas penggerak terdapat baut yang berfungsi sebagai engsel sehingga tuas penggerak bagian bawah yang berkaitan dengan kopling starter (starter clutch) bergerak ke kiri mendorong gigi pinion agar berkaitan dengan ring gear. Pada kondisi plunyer tertarik (plat kontak belum menempel), motor starter berputar lambat. Putaran lambat ini membantu gigi pinion agar mudah masuk atau berkaitan dengan ring gear.

Ø Saat gigi pinion berhubungan dengan ring gear












Plunyer bergerak ke kanan pada saat kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil menghasilkan medan magnet. Gerakan ini menyebabkan gigi pinion berkaitan penuh dengan ring gear dan plat kontak pada bagian ujung kanan plunyer menempel dengan terminal utama pada solenoid sehingga terminal 30 dan terminal C terhubung. Arus yang besar dapat mengalir melewati kedua terminal tersebut. Pada keadaan ini tegangan di terminal 50 sama dengan tegangan di terminal 30 dan terminal C. Karena tegangan di terminal C sama dengan tegangan di terminal 50, maka tidak ada arus yang mengalir ke kumparan pull-in coil dan kemagnetan di kumparan tersebut hilang. Secara rinci aliran arus pada keadaan ini dijelaskann sebagai berikut.
1)   Arus dari baterai mengalir ke terminal 50 → kumparan hold-in coil → massa􀃎 terbentuk medan magnet pada kumparan hold-in coil.
2)   Arus yang besar dari baterai mengalir ke terminal 30 → plat kontak → terminal C → kumparan medan → sikat positif → komutator → kumparan armatur → sikat negatif → massa 􀃎 terbentuk medan magnet yang sangat kuat pada kumparan medan dan kumparan armatur, motor starter berputar.
Aliran arus yang besar melalui kumparan medan dan kumparan armatur menyebabkan terjadinya medan magnet yang sangat kuat sehingga motor starter berputar cepat dan menghasilkan tenaga yang besar untuk memutarkan mesin.
Medan magnet pada kumparan pull-in coil dalam kondisi ini tidak terbentuk karena arus tidak mengalir ke kumparan tersebut. Selama motor starter berputar plat kontak harus selalu dalam kondisi menempel dengan terminal utama pada solenoid. Oleh sebab itu, pada kondisi ini kumparan hold-in coil tetap dialiri arus listrik sehingga medan magnet yang terbentuk pada kumparan tersebut mampu menahan plunyer dan plat kontak tetap menempel. Dengan demikian, meskipun kumparan pada pull-in coil kemagnetannya hilang, plunyer masih dalam kondisi tertahan.

Ø Saat kunci kontak kembali ke posisi ON (IG)












Setelah mesin hidup, maka kunci kontak dilepas dan posisinya kembali ke posisi ON atau posisi IG (ignition). Namun demikian sesaat setelah kunci kontak di lepas, plat kontak masih dalam kondisi menempel. Pada keadaan ini terminal 50 tidak akan mendapatkan lagi arus listrik dari baterai. Aliran arus listrik pada kondisi ini dijelaskan sebagai berikut.
1)   Arus dari baterai mengalir ke terminal 30 → plat kontak → terminal C → kumparan medan → sikat positif → komutator → kumparan armatur → sikat negatif → massa 􀃎 masih terbentuk medan magnet yang sangat kuat pada kumparan medan dan kumparan armatur, motor starter masih berputar.
2)   Arus dari baterai mengalir ke terminal 30 → plat kontak → terminal C → kumparan pull-in coil → kumparan hold-in coil → massa 􀃎 kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil menghasilkan medan magnet, namun arahnya berlawanan.

Seperti dijelaskan pada aliran arus nomor (1), motor starter masih dialiri arus yang besar sehingga pada saat ini motor starter masih berputar. Aliran arus seperti yang dijelaskan pada nomor (2) terjadi juga pada kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil. Dari penjelasan pada gambar tampak bahwa aliran arus dari terminal C ke kumparan pull-in coil dan kumparan holdin coil arahnya berlawanan sehingga medan magnet yang dihasilkan juga akan berlawanan arah kutubnya sehingga terjadi demagnetisasi atau saling menghilangkan medan magnet yang terbentuk oleh kedua kumparan tersebut. Akibatnya, tidak ada kekuatan medan magnet yang dapat menahan plunyer sehingga plunyer akan bergerak ke kiri dan kembali ke posisi semula sehingga plat kontak terlepas dari terminal 30 dan terminal C. Arus yang besar akan berhenti mengalir dan motor starter berhenti berputar.

2.    Trouble Shooting
Beberapa gejala gangguan, penyebab gangguan, dan tidakan yang perlu dilakukan pada sistem starter adalah sebagai berikut.

Gejala
Kemungkinan penyebab
Tindakan
Mesin tidak berputar
• Baterai sudah mati
• Fusible link sudah rusak
• Ada sambungan yang lepas
atau kendur
• Kerusakan pada kunci
kontak
• Kerusakan pada solenoid,
relay, saklar netral atau
saklar kopling
• Kerusakan mekanis pada
mesin
• Periksa keadaan baterai
• Ganti fusible link
• Bersihkan dan kencangkan
sambungannya
• Periksa kunci kontak, ganti
jika diperlukan
• Periksa bagian-bagiannya,
ganti bila perlu
• Periksa mesin
Mesin berputar lambat
• Baterai lemah
• Sambungan kendor atau
berkarat
• Kerusakan pada motor
starter
• Ada masalah mekanis pada
mesin atau motor starter
• Periksa baterai, ganti jika
Diperlukan
• Bersihkan dan kencangkan
sambungan
• Periksa dan lakukan
pengujian motor starter
• Cek mesin dan starter, ganti
komponen yang rusak

Starter
berputar
terus
• Kerusakan gigi pinion atau
ring gear
• Kerusakan plunyer pada
solenoid
• Kerusakan kunci kontak atau
rangkaian kontrolnya
• Kunci kontak macet
• Periksa gigi pinion dan ring
gear dari keausan atau
kerusakan
• Periksa dan Tes pull-in dan
hold-in coil
• Periksa kunci kontak dan
rangkaiannya
• Cek kunci kontak
Starter
berputar
tetapi mesin
tidak
berputar
• Kerusakan pada kopling
starter
• Kerusakan atau keausan
gigi pinion dan ring gear
• Periksa kopling starter,
periksa kerjanya
• Cek roda gigi dari keausan
dan kerusakan
Starter tidak
dapat
berkaitan
atau lepas
dengan
lembut
• Kerusakan pada solenoid
• Pinion gear atau ring gear
aus
• Periksa dan ganti jika perlu
• Cek roda gigi dari kerusakan
dan keausan, ganti jika pe

KESIMPULAN
Sistem starter bekerja untuk mengubah energi listrik dari baterai menjadi energi gerak (mekanik/putaran). Komponen utama untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik adalah motor listrik. Motor starter terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian motor listrik, dan bagian saklar magnetik atas solenoid. Motor merupakan bagian dari sistem starter yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak (putar). Bagianbagian utama motor starter konvensional ini adalah solenoid, bagian motor terdiri dari armatur, kumparan medan, kopling starter, gigi pinion, tuas penggerak, komutator, dan rumah starter. Solenoid merupakan bagian pengontrol kerja dari motor starter. Bagianbagian dari solenoid yaitu terminal-terminal solenoid (terminal 30, terminal 50 dan terminal C pada model tertentu kadang terdapat terminal B), plat kontak, kumparan pull-in coil, kumparan hold-in coil, plunyer, pegas pengembali, pengait tuas penggerak (stud bolt), dan bodi solenoid.
Motor starter terdiri dari beberapa model, yaitu tipe konvensional, tipe reduksi, tipe planetari, dan tipe magnet permanen. Meskipun tipenya berbeda, namun kerja motor starter pada prinsipnya sama saja. Pengujian yang dilakukan pada motor starter terdiri dari pengujian kumparan pull-in coil, hole in coil, dan pengujian tanpa beban.

No comments:

Post a Comment