SISTEM STARTER
Sistem starter adalah sistem yang memberikan tenaga
awal untuk menghidupkan mesin. Beberapa komponen yang ada pada motor starter di
antaranya adalah baterai, kunci kontak, saklar netral pada transmisi (hanya
pada model tertentu), saklar magnetik / solenoid (magnetic switch), dan motor starter.
( Gambar
Bagian-bagian Motor Starter Tipe Konvensional )
1.
Cara Kerja
Sistem Starter Konvensional
Kerja
sistem starter ini terbagi menjadi tiga keadaan, yaitu saat kunci kontak pada
posisi posisi start (ST), saat
gigi pinion berhubungan dengan gigi pada roda penerus (flywheel), dan saat kunci kontak kembali pada posisi ON atau IG.
Berikut dijelaskan cara kerja sistem starter pada tiap posisi.
Ø Saat kunci kontak posisi start (ST)
Kunci
kontak (ignition switch) yang
diputar pada posisi start menyebabkan
terjadinya aliran arus ke kumparan penarik (pull-in coil) dan ke kumparan penahan (hold-in coil) yang secara bersamaan.
Berikut adalah aliran
arus ke masing-masing kumparan tersebut:
1) Arus
dari baterai mengalir ke kunci kontak → terminal 50 pada solenoid → kumparan pull-in coil → terminal C → kumparan
medan (field coil) → sikat
positif → kumparan armatur → sikat negatif → massa
terbentuk medan magnet pada kumparan pull-in
coil
2) Arus
dari baterai mengalir ke kunci kontak → terminal 50 pada solenoid → kumparan hold-in coil → massa
terbentuk medan magnet pada kumparan hold-in
coil.
Aliran
arus pada kumparan pull-in coil dan
kumparan hold-in coil menyebabkan
terjadinya kemagnetan pada kedua kumparan tersebut. Letak punyer di dalam solenoid yang tidak simetris
atau tidak berada di tengah kumparan, menyebabkan
plunyer tertarik dan bergerak ke kanan melawan tekanan pegas pengembali (return spring). Karena ada aliran arus (kecil) dari pull-in coil ke kumparan medan dan ke kumparan armatur, maka
medan magnet yang terbentuk pada kumparan
medan dan armatur lemah sehingga motor starter berputar lambat.
Pada saat plunyer tertarik, tuas
penggerak (drive lever) yang
terpasang pada ujung plunyer juga
akan tertarik ke arah kanan. Bagian tengah tuas penggerak terdapat baut yang berfungsi
sebagai engsel sehingga tuas penggerak bagian bawah yang berkaitan dengan
kopling starter (starter clutch)
bergerak ke kiri mendorong gigi pinion agar berkaitan dengan ring gear. Pada kondisi plunyer
tertarik (plat kontak belum menempel), motor starter berputar lambat. Putaran
lambat ini membantu gigi pinion agar mudah masuk atau berkaitan dengan ring gear.
Ø
Saat gigi
pinion berhubungan dengan ring gear
Plunyer
bergerak ke kanan pada saat kumparan pull-in
coil dan kumparan hold-in coil menghasilkan
medan magnet. Gerakan ini menyebabkan gigi pinion berkaitan penuh dengan ring gear dan plat kontak pada bagian
ujung kanan plunyer menempel dengan terminal utama pada solenoid sehingga
terminal 30 dan terminal C terhubung. Arus yang besar dapat mengalir melewati
kedua terminal tersebut. Pada keadaan ini tegangan di terminal 50 sama dengan
tegangan di terminal 30 dan terminal C. Karena tegangan di terminal C sama
dengan tegangan di terminal 50, maka tidak ada arus yang mengalir ke kumparan pull-in coil dan kemagnetan di kumparan
tersebut hilang. Secara rinci
aliran arus pada keadaan ini dijelaskann sebagai berikut.
1) Arus
dari baterai mengalir ke terminal 50 → kumparan hold-in coil → massa terbentuk
medan magnet pada kumparan hold-in
coil.
2) Arus
yang besar dari baterai mengalir ke terminal 30 → plat kontak → terminal C →
kumparan medan → sikat positif → komutator → kumparan armatur → sikat negatif →
massa
terbentuk medan magnet yang sangat kuat pada kumparan medan dan kumparan
armatur, motor starter berputar.
Aliran
arus yang besar melalui kumparan medan dan kumparan armatur menyebabkan
terjadinya medan magnet yang sangat kuat sehingga motor starter berputar cepat
dan menghasilkan tenaga yang besar untuk memutarkan mesin.
Medan magnet pada
kumparan pull-in coil dalam
kondisi ini tidak terbentuk karena arus tidak mengalir ke kumparan tersebut.
Selama motor starter berputar plat kontak harus selalu dalam kondisi menempel
dengan terminal utama pada solenoid. Oleh sebab itu, pada kondisi ini kumparan hold-in coil tetap dialiri arus
listrik sehingga medan magnet yang terbentuk pada kumparan tersebut mampu
menahan plunyer dan plat kontak tetap menempel. Dengan demikian, meskipun
kumparan pada pull-in coil kemagnetannya
hilang, plunyer masih dalam kondisi tertahan.
Ø Saat kunci kontak kembali ke posisi ON (IG)
Setelah
mesin hidup, maka kunci kontak dilepas dan posisinya kembali ke posisi ON atau
posisi IG (ignition). Namun
demikian sesaat setelah kunci kontak di lepas, plat kontak masih dalam kondisi
menempel. Pada keadaan ini terminal 50 tidak akan mendapatkan lagi arus listrik
dari baterai. Aliran arus listrik pada kondisi ini dijelaskan sebagai berikut.
1) Arus
dari baterai mengalir ke terminal 30 → plat kontak → terminal C → kumparan
medan → sikat positif → komutator → kumparan armatur → sikat negatif → massa
masih terbentuk medan magnet yang sangat kuat pada kumparan medan dan kumparan
armatur, motor starter masih berputar.
2) Arus
dari baterai mengalir ke terminal 30 → plat kontak → terminal C → kumparan pull-in coil → kumparan hold-in coil → massa
kumparan pull-in coil dan
kumparan hold-in coil menghasilkan
medan magnet, namun arahnya berlawanan.
Seperti dijelaskan pada
aliran arus nomor (1), motor starter masih dialiri arus yang besar sehingga
pada saat ini motor starter masih berputar. Aliran arus seperti yang dijelaskan
pada nomor (2) terjadi juga pada kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in
coil. Dari penjelasan pada gambar tampak bahwa aliran arus dari terminal
C ke kumparan pull-in coil dan
kumparan holdin coil arahnya berlawanan sehingga
medan magnet yang dihasilkan juga akan berlawanan arah kutubnya sehingga
terjadi demagnetisasi atau saling menghilangkan medan magnet yang terbentuk
oleh kedua kumparan tersebut. Akibatnya, tidak ada kekuatan medan magnet yang
dapat menahan plunyer sehingga plunyer akan bergerak ke kiri dan kembali ke
posisi semula sehingga plat kontak terlepas dari terminal 30 dan terminal C.
Arus yang besar akan berhenti mengalir dan motor starter berhenti berputar.
2.
Trouble Shooting
Beberapa
gejala gangguan, penyebab gangguan, dan tidakan yang perlu dilakukan pada
sistem starter adalah sebagai berikut.
Gejala
|
Kemungkinan penyebab
|
Tindakan
|
Mesin tidak
berputar
|
• Baterai
sudah mati
• Fusible link
sudah rusak
• Ada
sambungan yang lepas
atau kendur
• Kerusakan
pada kunci
kontak
• Kerusakan
pada solenoid,
relay, saklar
netral atau
saklar kopling
• Kerusakan
mekanis pada
mesin
|
• Periksa
keadaan baterai
• Ganti
fusible link
• Bersihkan
dan kencangkan
sambungannya
• Periksa
kunci kontak, ganti
jika
diperlukan
• Periksa
bagian-bagiannya,
ganti bila
perlu
• Periksa mesin
|
Mesin berputar
lambat
|
• Baterai lemah
• Sambungan
kendor atau
berkarat
• Kerusakan
pada motor
starter
• Ada masalah
mekanis pada
mesin atau motor starter
|
• Periksa
baterai, ganti jika
Diperlukan
• Bersihkan
dan kencangkan
sambungan
• Periksa dan
lakukan
pengujian
motor starter
• Cek mesin
dan starter, ganti
komponen yang rusak
|
Starter
berputar
terus
|
• Kerusakan
gigi pinion atau
ring gear
• Kerusakan
plunyer pada
solenoid
• Kerusakan
kunci kontak atau
rangkaian
kontrolnya
• Kunci kontak macet
|
• Periksa gigi
pinion dan ring
gear dari
keausan atau
kerusakan
• Periksa dan
Tes pull-in dan
hold-in coil
• Periksa
kunci kontak dan
rangkaiannya
• Cek kunci kontak
|
Starter
berputar
tetapi mesin
tidak
berputar
|
• Kerusakan
pada kopling
starter
• Kerusakan
atau keausan
gigi pinion dan ring gear
|
• Periksa
kopling starter,
periksa
kerjanya
• Cek roda
gigi dari keausan
dan kerusakan
|
Starter tidak
dapat
berkaitan
atau lepas
dengan
lembut
|
• Kerusakan
pada solenoid
• Pinion gear
atau ring gear
aus
|
• Periksa dan
ganti jika perlu
• Cek roda
gigi dari kerusakan
dan keausan, ganti jika pe
|
KESIMPULAN
Sistem
starter bekerja untuk mengubah energi listrik dari baterai menjadi energi gerak
(mekanik/putaran). Komponen utama untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik adalah motor listrik. Motor starter terdiri dari dua bagian utama,
yaitu bagian motor listrik, dan bagian saklar magnetik atas solenoid. Motor
merupakan bagian dari sistem starter yang berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi energi gerak (putar). Bagianbagian utama motor starter
konvensional ini adalah solenoid, bagian motor terdiri dari armatur, kumparan
medan, kopling starter, gigi pinion, tuas penggerak, komutator, dan rumah
starter. Solenoid merupakan bagian pengontrol kerja dari motor starter.
Bagianbagian dari solenoid yaitu terminal-terminal solenoid (terminal 30,
terminal 50 dan terminal C pada model tertentu kadang terdapat terminal B),
plat kontak, kumparan pull-in coil, kumparan hold-in coil,
plunyer, pegas pengembali, pengait tuas penggerak (stud bolt), dan bodi
solenoid.
Motor
starter terdiri dari beberapa model, yaitu tipe konvensional, tipe reduksi, tipe
planetari, dan tipe magnet permanen. Meskipun tipenya berbeda, namun kerja motor
starter pada prinsipnya sama saja. Pengujian yang dilakukan pada motor starter terdiri
dari pengujian kumparan pull-in coil, hole in coil, dan pengujian tanpa beban.
No comments:
Post a Comment